hafiedzluqman@copyright 2011. Powered by Blogger.

Wednesday, February 9, 2011

PERKEMBANGAN EMOSI REMAJA

Oleh: Hafidz, Anggita, Happi, Yunita, Rohmat, Lusi


A. PENGERTIAN EMOSI

Emosi adalah suatu respons terhadap suatu perangsang yang menyebabkan perubahan fisiologis disertai perasaan yang kuat dan biasanya mengandung kemungkinan untuk meletus,yang dapat terjadi baik terhadap perangsang–perangsang eksternal maupun internal (Soegarda Poerbakawatja, 1982).
Perbuatan atau perilaku kita sehari-hari pada umumnya disertai oleh perasaan-perasaan tertentu, seperti senang atau benci. Perasaan ini selalu menyertai dalam perbuatan-perbuatan kita sehari-hari disebut warna afektif. Warna afektif ini kadang kuat, kadang lemah, atau kadang-kadang tidak jelas (samar-samar). Dalam hal ini warna afektif tersebut kuat, maka perasaan-perasaan menjadi lebih mendalam, lebih luas, dan lebih terarah. Perasaan-perasaan seperti ini yang disebut emosi (Sarlito, 1982: 59).

B. HUBUNGAN ANTARA EMOSI DAN TINGKAH LAKU
Melalui teori kecerdasan emosional yang dikembangkannya, Daniel Goleman (1995) mengemukakan, adapun ciri utama pikiran emosional adalah:
1. Respons yang Cepat Tetapi Ceroboh
Dikatakannya bahwa pikiran yang emosional itu ternyata jauh lebih cepat daripada pikiran yang rasional karena pikiran emosional sesungguhnya langsung melompat bertindak tanpa mempertimbangkan apa pun yang akan dilakukannya, sehingga tidak jarang menjadi ceroboh.
2. Mendahulukan Perasaan Kemudian Pikiran
Pikiran rasional sesungguhnya membutuhkan waktu sedikit lama dibandingkan dengan pikiran emosional sehingga dorongan yang lebih dahulu muncul adalah dorongan hati atau emosi. Reaksi ini lebih tampak menonjolkan dalam situasi-situasi yang mendesak dan membutuhkan tindakan penyelamatan diri.
3. Memperlakukan Realitas sebagai Realitas Simbolik
Logika pikiran emosional yang disebut juga logika hati bersifat asosiatif. Artinya, memandang unsur-unsur yang melambangkan suatu realitas itu sama dengan realitas itu sendiri
4. Masa Lampau Diposisikan sebagai Masa Sekarang
Dari sudut pandang ini, apabila sejumlah ciri suatu peristiwa tampak serupa dengan kenangan masa lampau yang mengandung muatan emosi maka pikiran emosional akan menanggapinya dengan memicu perasaan yang berkaitan dengan peristiwa yang diingat.
5. Realitas yang Ditentukan oleh Keadaan
Pikiran emosional individu banyak ditentukan oleh keadaan dan didiktekan oleh perasaan tertentu yang sedang menonjol pada saat itu.
C. KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN EMOSI REMAJA
Masa remaja biasanya memiliki energi yang besar, emosi berkobar-kobar, sedangkan pengendalian diri belum sempurna. Remaja juga sering mengalami perasaan tidak aman, tidak senang, dan khawatir kesepian. Secara garis besar, masa remaja dapat dibagi ke dalam 4 periode, yaitu :
1. Periode Praremaja
Perubahan fisik belum tampak jelas. Perubahan ini disertai sifat kepekaan terhadap rangsangan dari luar dan respons mereka biasanya berlebihan sehingga mereka mudah tersinggung dan cengeng, tetapi juga cepat mersa senang atau bahkan meledak-ledak.
2. Periode Remaja Awal
Selama periode ini perkembangan fisik semakin tampak adalah perubahan fungsi alat kelamin. Kontrol terhadap dirinya bertambah sulit dan mereka cepat marah dengan cara-cara yang kurang wajar untuk menyakinkan dunia sekitarnya. Perilaku seperti ini sesungguhnya terjadi karena adanya kecemasan terhadap dirinya sendiri sehingga muncul dalam reaksi yang kadang-kadang tidak wajar.
3. Periode Remaja Tengah
Tanggung jawab hidup yang harus semakin ditingkatkan oleh remaja, yaitu mampu memikul sendiri juga yang menjadi masalah tersendiri bagi mereka.
4. Periode Remaja Akhir
Selama periode ini remaja mulai memandang dirinya sebagai orang dewasa dan mulai mampu menunujukkan pemikiran, sikap, perilaku yang semakin dewasa. Mereka juga mulai memilih cara-cara hidup yang dapat dipertanggungjawabkan terhadap dirinya sendiri, orang tua, dan masyarakat.
D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN EMOSI REMAJA
Sejumlah faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi remaja adalah sebagai berikut.

1. Perubahan Jasmani
Perubahan Jasmani yang ditunjukkan dengan adanya pertumbuhan yang sangat cepat dari anggota tubuh.Hormon-hormon tertentu mulai berfungsi sejalan dengan perkembangan alat kelaminnya sehingga dapat menyebabkan rangsangan di dalam tubuh remaja dan seringkali menimbulkan masalah dalam perkembangan emosinya.
2. Perubahan Pola Interaksi dengan Orang Tua
Pola asuh orang tua terhadap anak, termasuk remaja, sangat bervariasi. Ada yang penuh cinta kasih, otoriter, memanjakan anak, acuh tak acuh, dll. Misalnya dalam pemberian hukuman sehingga pemberontakan yang terjadi terhadap orang tua menunjukkan bahwa mereka berada dalam konflik dan ingin melepaskan diri dari pengawasan orang tua.Keadaan semacam ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan emosi remaja.
3. Perubahan Interaksi Dengan Teman Sebaya
Remaja seringkali membangun interaksi sesama teman sebayanya yang di sebut geng dan Interaksi antara anggota dalam suatu kelompok geng biasanya sangat intens serta memiliki kohesivitas dan solidaritas yang sangat tinggi.
4. Perubahan Pandangan Luar
Faktor penting yang dapat memengaruhi perkembangan emosi remaja selain perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri remaja itu sendiri adalah pandangan dunia luar dirinya.
Ada sejumlah perubahan pandangan dunia luar yang dapat menyebabkan konflik-konflik emosional dalam diri remaja, yaitu sebagai berikut.
  1. Sikap dunia luar terhadap remaja sering tidak konsisten.
  2. Dunia luar atau masyarakat masih menerapkan nilai-nilai yang berbeda ntuk remaja laki-laki dan perempuan.
  3. Seringkali kekosongan remaja dimanfaatkan oleh pihak luar yang tidak bertanggung jawab, yaitu dengan cara melibatkan remaja ke dalam kegiatan-kegiatan yang merusak dirinya dan melanggar nilai-nilai moral.
5. Perubahan Interaksi dengan Sekolah
Pada masa anak-anak, sebelum menginjak masa remaja, sekolah merupakan tempat pendidikan yang diidealkan oleh mereka. Namun demikian, tidak jarang terjadi bahwa dengan figur sebagai tokoh tersebut, guru memberikan ancaman-ancaman tertentu kepada para peserta didiknya.Cara-cara seperti ini akan memberikan stimulus negatif bagi perkembangan emosi anak.
E. PERBEDAAN INDIVIDUAL DALAM PERKEMBANGAN EMOSI
Perkembangan emosional individu sebenarnya merupakan perkembangan yang paling sulit untuk diklasifikasikan, munculnya emosi seseorang sangat tergantung atau dipengaruhi lingkungan, pengalaman, dan kebudayaan, sehingga untuk mengukur emosi sangatlah sulit.
Proses perkembangan adalah saat anak menyadari permintaan dan syarat-syarat hidup dalam suatu lingkungan. Meskipun masih dalam lingkungan keluarga, batas-batas dalam bentuk disiplin mulai dapat diberikan. Apabila ini terjadi pada dua anak dalam satu keluarga (seayah/seibu) secara individual, perkembangan emosinya akan jelas bisa berbeda satu sama lain dalam berbagai hal, baik dalam bakat, minat, keadaan jasmani, keadaan social, intelejensi, maupun kepribadiannya.
F. UPAYA PENGEMBANGAN EMOSI REMAJA DAN IMPLIKASINYA DALAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
Intervensi pendidikan untuk mengembangkan emosi remaja agar dapat mengembangkan kecerdasan emosional, salah satu di antaranya adalah dengan menggunakan intervensi yang dikemukakan oleh W.T.Grant Consortium tentang “Unsur-unsur Aktif Program Pencegahan”, yaitu sebagai berikut.
1. Pengembangan Keterampilan Emosional
Cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan ketramapilan emosional individu adalah
  1. mengidentifikasi dan memberi nama atau label perasaan,
  2. mengungkapkan perasaan
  3. menilai identitas perasaan
  4. mengelola perasaan
  5. menunda pemuasan
  6. mengendalikan dorongan hati
  7. mengurangi stres, dan
  8. memahami perbedaan antara perasaan dan tindakan
2. Pengembangan Keterampilan Kognitif
Cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan keterampilan kognitif individu adalah sebagai berikut.
  1. Belajar melakukan dialog batin sebagai cara untuk menghadapi dan mengatasi masalah atau memperkuat perilaku diri sendiri.
  2. Belajar membaca dan menafsirkan isyarat-isyarat sosial.
  3. Belajar memahami langkah-langkah penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan.
  4. Belajar memahami sudut pandang orang lain (empati).
  5. Belajar memahami sopan santun.
  6. Belajar yang bersikap positif terhadap kehidupan.
  7. Belajar mengembangkan kesadaran diri.
3. Pengembangan Keterampilan Perilaku
Cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan keterampilan perilaku individu sebagai berikut.
  1. Mempelajari keterampilan komunikasi nonverbal.
  2. Mempelajari keterampilan komunikasi verbal.
Cara lain yang dapat digunakan sebagai intervensi edukatif untuk mengembangkan emosi remaja yang dikembangkan oleh Daniel Goleman(1995) yang diberi nama Self-Science Curriculum adalah sbb:
  1. Belajar mengembangkan kesadaran diri
  2. Belajar mengambil keputusan pribadi
  3. Belajar mengelola perasaan
  4. Belajar menangani stress
  5. Belajar Berempati
  6. Belajar berkomunikasi
  7. Belajar membuka diri
  8. Belajar mengembangkan pemahaman
  9. Belajar menerima diri sendiri
  10. Belajar mengembangkan tanggung jawab pribadi
  11. Belajar mengembangkan ketegasan
  12. Mempelajari dinamika kelompok
  13. Belajar menyelesaikan konflik
G. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut:
  1. Emosi adalah warna afektif yang kuat dan ditandai oleh perubahan-perubahan fisik. Emosi merupakan suatu respon terhadap suatu pengamatan yang menyebabkan perubahan fisiologis disertai perasaan yang kuat dan biasanya mengandung kemungkinan untuk meletus, yang dapat terjadi baik terhadap perangsang eksternal maupun internal. Jenis emosi yang secara normal dialami antara lain: cinta, gembira, marah, takut, cemas dan sedih.
  2. Bagi setiap remaja sejak kelahiranya dan dalam menjalani kehidupan seterusnya terdapat pola-pola kehidupan yang berlaku umum sesuai dengan jenis dan keinginannya. Pola emosi remaja sama dengan pola emosi masa kanak-kanak.
  3. Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi remaja antara lain: perubahan jasmani, pola interaksi (dengan orang tua, teman sebaya, sekolah), perubahan pandangan luar. Secara umum faktor yang mempengaruhi emosi remaja antara lain: kematanagan dan belajar serta kondisi-kondisi kehidupan atau kultur.
  4. Masa remaja adalah masa khusus, penuh gejolak karena pada tumbuh dan berkembangnya terjadi ketidakseimbangan atau labil.
  5. Dalam memasuki kehidupan bermasyarakat, remaja selalu mendambakan kemandirian, dalam artian menilai dirinya cukup mampu untuk mengatasi problem kehidupan, kebanyakan akan menghadapi berbagai masalah, terutama masalah penyesuaian emosional.
  6. Perilaku remaja disebabkan oleh dorongan-dorongan untuk mencari tahu, merasa ingin tahu, merasa ingin diperhatikan dan lain sebagainya.
  7. Makin banyak kita dapat memahami dunia remaja seperti apa yang mereka alami, makin perlu kita melihat kedalam kehidupan emosionalnya dan memahami perasaan-perasaannya, baik perasaan tentang dirinya sendiri maupun orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad, dan Asrori, Mohammad. 2009. Psikologi Remaja. Jakarta: Bumi Aksara
Sunarto & Hartono, Agung. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT. Rineka Cipta

0 komentar:

Post a Comment